Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 30 Juli 2017 18.00

Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 30 Juli 2017 18.00
Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 30 Juli 2017 18.00

Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 30 Juli 2017 18.00

Berikut Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 30 Juli 2017 18.00 melalui WAG KOMPASS (WhatsApp Group Komunitas Para Sales Sumenep).

Dr. Aqua Dwipayana, Motivator Nasional, Konsultan Komunikasi, Pengamat Militer dan Kepolisian RI, dan Penulis buku Best Seller “The Power of Silaturahim”.

Diperlakukan sangat Istimewa & Luar Biasa, Bagaikan Tamu Agung

*Kesan Positif Hardini Irawati Soegeng saat jadi Tamu Pertama di Yogyakarta

Pengantar : Hardini Irawati Soegeng yg akrab dipanggil Ira adalah tamu pertama yg tiba di Yogyakarta di antara sekitar 80 anggota rombongan pensiunan harian Suara Indonesia. Beliau datang dgn Watini Sutomo Putri dari Malang. Berikut kesan2nya yg disampaikan dgn gaya bertutur._

Alhamdulillah.. Itulah kata awal yg saya ucapkan saat tiba di kota Gudeg Yogyakarta pd Rabu sore, 19 Juli 2017 lalu. Saya & Istri Mas Widodo, Watini Sutomo Putri dr Malang naik kereta Malioboro. Tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta tepat pkl 15.30.

Kami dijemput Mas Dika, pengemudi yg biasanya melayani Mas Aqua sekeluarga di Yogyakarta. Beliau sgt ramah & sopan sekali.

Kami diantar menuju kediaman Mas Aqua di Komplek Perumahan dosen UGM Sawit Sari, Condong Catur, Sleman.

Niat kami datang lebih awal utk membantu asisten rumah tangga (pembantu) Mas Aqua, Sumarti yg akrab dipanggil Mak Ti mempersiapkan berbagai hal terkait dgn rencana kedatangan sekitar 80 tamu para pensiunan harian Suara Indonesia yg tergabung dalam Paguyuban Nawak SI. Mak TI adalah teman umrah saya yg tergabung dalam rombongan The Power of Silaturahim.

Ternyata kami kecele. Betapa tidak, yg seharusnya saya membantu menyiapkan, ternyata semua sdh tersedia. Bahkan saya menjadi malu & sungkan atas sambutan Mak Ti & dua putrinya, Netik & Yanti krn kami diperlakukan sgt istimewa & luar biasa, bagaikan tamu agung.

Mulai dari menempati kamar yg terbaik hgg tinggal menikmati seluruh makanan yg tersaji. Juga disiapkan satu mobil Toyota Fortuner lengkap dgn sopirnya yg setiap saat siap melayani kami pergi ke mana saja. Jadi selama di Yogyakarta aktivitas kami hanya makan, minum, jalan2, & tidur sambil menunggu teman2 datang.

Selain rumahnya, Mas Aqua menyiapkan 3 guest house utk ditempati seluruh tamunya.

Mas Aqua, Mbak Retno istri tercinta, & putra bungsunya Ero, sibuk menyambut tamu2nya. Wajah mereka selalu tersenyum. Sama sekali sedikitpun tidak ada nada mengeluh & wajah cemberut.

Tidak ada seorangpun anggota rombongan yg merasa kelaparan selama berada di Yogyakarta. Sejak kami membuka mata, baik makanan dan buah melimpah tak ada hentinya. Semuanya disediakan buat kami, sampai perut tak bisa menampung seluruhnya.

Di Restoran Bebas Pesan Makanan & Minuman yang Disukai

Perjalanan hari pertama kami wisata ke Candi Prambanan & Pantai Parang Tritis hingga sore hari. Makan malam di Resto Handayani, sambil bersantai hingga jam 22.00. Selama di restoran tsb semua tamu dipersilakan memesan makanan & minuman yg disukai. Sama sekali tidak dibatas2i.

Esok harinya rombongan diberi kesempatan berbelanja di Malioboro & makan siang di  Resto Je Jamuran, masakannya serba jamur. Di sini hari terakhir silaturahim di kota Gudeg & harus berpisah dgn tuan rumah yg sangat mengistimewakan teman2 lawasnya. Di tengah2 kesibukannya yg luar biasa Mas Aqua & Mbak Retno serta Ero tetap menyambut kami dgn senyum tulus ikhlas penuh persaudaraan.

Hanya ALLAH SWT yg akan membalas semua kebaikan Mas Aqua sekeluarga. Semoga seluruhnya menjadi amal ibadah yg mendapat keberkahan & ridho ALLAH SWT yg kelak menemani Mas Aqua sekeluarga baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin Yaa Robbal Alamin

…?

Saya sgt bersyukur atas semua rejeki yg diberikan ALLAH SWT lewat Mas Aqua sekeluarga. Beliau adalah teman lama yg berhati “emas” & “kaya hati”. Itu terasa secara nyata saat menyambut & melayani seluruh tamunya di Yogyakarta.

Saya mengamati beberapa mantan pegawai harian Suara Indonesia yg kaya materi, tapi ternyata tidak “kaya hati” seperti Mas Aqua sekeluarga yg mau berbagi dgn tulus ikhlas ke kawan2 lamanya.

Mas Aqua selalu ingat awal karirnya menjadi wartawan di harian Suara Indonesia pd Desember 1988, walau sekarang menjadi seorang yg “penting” di negeri ini. Sikap Mas Aqua sama sekali tidak berubah ke teman2 lamanya. Bahkan beliau selalu & selalu ingin berbagi & membahagiakan semuanya. Karena prinsipnya seluruh yg dimilikinya adalah titipan dr ALLAH SWT yg setiap saat harus dipertanggungjawabkan.

Catatan : Suami Ira, almarhum M Djupri adalah salah seorang redaktur saya di harian Suara Indonesia. Djuprilah yg banyak membimbing, mengarahkan, & menasehati saya shgg bisa seperti sekarang ini. Beliau sudah seperti orangtua sendiri. Saya berhutang budi pada Djupri yg tidak akan dapat dibalas hgg saya meninggal dunia.

>>Saat santai di Bogor sambil mensyukuri hujan lebat yg sdg turun saya ucapkan selamat berusaha membahagiakan semua teman. Salam hormat buat keluarga ya. 18.00 30072017?<<<

Baca juga: Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 30 Juli 2017

Demikian Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 30 Juli 2017 18.00. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1000 Narasumber KONUS! CALL/WA 08557772226 (Idham Azhari, Co-founder KOMPASS Nusantara)

X
Call Now Button