Umroh, Silaturahim Multi Dimensi

Wejangan Dr. Aqua Dwipayana
Berikut Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 19 Maret 2018 pukul 18.42, ” Umroh, Silaturahim Multi Dimensi ” melalui WAG KOMPASS – Nusantara (WhatsApp Group Komunitas Para Sales Super – Nusantara).
Dr. Aqua Dwipayana, Kompasser Yogyakarta, Motivator Nasional, Konsultan Komunikasi, Pengamat Militer dan Kepolisian RI, dan Penulis buku Best Seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi”.
Umroh, Silaturahim Multi Dimensi
Oleh Ali Salim
Bulan April 2018 nanti The Power of Silaturahim memanen anugerah berupa pemberangkatan umroh periode ke-2 berkat sinergitas gotongroyong berbagai pihak. Inilah buah dari dahsyatnya silaturahim.
Semakin banyak orang2 kuat bergabung, makin banyak orang2 kecil berkumpul, tambah bermakna silaturahim kita. Seiring dengan itu bertambah banyak keajaiban yang kita dengar dan nikmati. Mari kita sama2 membahas maknanya dibalik itu dan persiapan kita menjelang keberangkatan orang2 beruntung tersebut.
Saya awali dengan mengutip apa yang diucapkan Aqua Dwipayana di depan para mahasiswa di Padang bulan lalu. “Meski sudah ada gadget, bahkan bila kelak ditemukan gadget yang bisa menghasilkan aroma seakan-akan lawan bicara kita ada di depan kita, tetap diperlukan komunikasi tatap muka, komunikasi langsung”.
Umroh adalah wujud dari komunikasi langsung, bahkan dalam skala yang luar biasa, multi dimensi dan tak akan bisa diganti dengan teknologi apapun. Gadget paling modern memiliki ram 6 mega, daya tangkap kamera 26 megapixel dengan layar 12 inci. Kalau TV mungkin ada yang sudah ratusan atau ribuan inci seperti terpampang di stadion sepakbola.
Bandingkan dengan mata Anda yang mampu menatap dalam ruang tiga dimensi yang luasnya selebar mata memandang! Tak ada layar mau megapixel kamera yang bisa menandinginya!
Saya ingin mengisitilahkan sebagai silaturahim multi dimensi. Mari kita simak sepintas apa yang terjadi pada umroh nanti. Moga2 bisa jadi bahan renungan kita semua.
Lima Silaturahim yang Penting
Yang pertama silaturahim langsung kepada ALLAH SWT, sang pencipta. Kita datang ke rumahNYA. Kita merasakan aura kehadiran ALLAH SWT melebihi yang kita rasakan di malam hari sepi dan hening saat tahajud di kamar kita.
Langit di atas Ka’bah seakan terowongan raksasa yang menjulang tinggi menembus sidratul muntaha. Bulu badan kita berdiri, dan mata kita basah menyaksikan keagungan ALLAH SWT. Apalagi jejak sejarah masih melekat di sana, bangunan segi empat besar yang kita sebut Baitullah, rumah ALLAH SWT.
Larut dalam wahana Tawaf dan Sa’i adalah pengalaman spritual yang tak ada duanya. Kehadiran langsung sebagai wujud silaturahim ini membungkus seluruh jiwa dan raga kita seketika utk merasakan sensasi kedekatan kpd Sang Pencipta.
Kita tak melihat ALLAH SWT, tapi merasakan aromanya, kedekatanNya. Suara kita dan suara ribuan penziarah saat itu larut dan hanyut dalam muara kebesaran ALLAH SWT.
Silaturahim kedua adalah silaturahim kepada Rasulullah SAW. Di Makkah dan Madinah dan berbagai obyek wisata rohani yang kita temukan seakan memutar kembali perjuangan Sang Nabi menyebarkan agama Islam. Pada saat duduk dekat kuburan rasul yang megah di Masjid Nabawi Madinah, kita seakan berada di samping Nabi dan berada dalam derap langkahnya membawa Islam sebagai agama pemenang, agama agung, agama terdepan dalam membangun umat manusia.
Di mulai dari mereformasi budaya masyarakat jahiliah di seputar Makkah dan kemudian menyebar sampai ke Eropa, Cina bahkan Indonesia. Islam setelah rasul adalah Islam yang menguasai jalur perdagangan dunia, teknologi dan ilmu pengetahuan. Islam yang berimbang dunia dan akhirat.
Silaturahim ketiga adalah silaturahim dengan sesama umat Islam dari berbagai belahan dunia. Kita tidak hanya menyaksikan hanya anggota rombongan kita, hanya umat Islam yang dari Arab saja, tapi dari segala penjuru dunia. Ada yang hitam, putih, kuning, atau sawo matang.
Berhidung mancung, sedang atau pesek. Bertubuh tinggi, besar atau pendek. Berbagai budaya dan perilaku terurai di sana. Berbagai bahasa yang mungkin tidak Anda pahami. Tapi cukup dengan senyum, Assalamualaikum dan jabat tangan, Anda sudah bisa memulai silaturahim lima detik yang kehangatannya Anda rasakan sepanjang hari. Lakukan itu senyampang Anda sempat. Karena jarang Anda bisa temui suasana serupa di tempat lain.
Silaturahim keempat adalah silaturahim dengan berbagai watak, tabiat, dan perilaku. Inilah silaturahim tak kasat mata, inilah silaturahim perasaaan.
Ada yang egois, serakah, mengeluh terus, mau menang sendiri, tak peduli dengan teman sendiri atau orang lain. Tapi sedikit di antara mereka ada yang sangat perduli, bahkan mementingkan orang lain ketimbang dirinya sendiri. Ada yang seakan mau masuk surga sendirian. Pikirannya hanya pada mencari tempat sholat terbaik, duduk menekur, sholat sebanyak mungkin, mengaji. Tidak prduli dengan teman yang kesulitan mencari jalan, mendapat musibah kecopetan, sakit atau kendala lainnya. Seakan amal-amal ubudiah lebih penting dari amal-amal sosial.
Bila Anda menyaksikan hal seperti itu jangan Anda terlibat dalam rasan2 untuk menghina atau memuji. Biarkan itu jadi saksi diri Anda dan bahan instropeksi untuk mencontoh yang baik dan meninggalkan yang buruk. Karena percaya atau tidak, di Tanah Sucii, segala perilaku Anda yang buruk atau baik akan terpampang dengan telanjang, tanpa Anda menyadarinya.
Silaturahim kelima adalah silaturahim dengan diri Anda sendiri. Sudah lama Anda bahkan tidak mengenal siapa Anda, dan untuk apa Anda dihadirkan di muka bumi yang fana ini.
Di Tanah Suci selama 9 hari penuh Anda punya kesempatan untuk kontemplasi, mengenali diri sendiri. Saat itulah Anda boleh melakukan semacam janji untuk berubah menjadi lebih baik. Kalau biasanya setiap hari hanya diri Anda dan keluarga yang menjadi perhatian utama, cobalah mencari jalan untuk ikut memikirkan lebih banyak orang dengan memperbanyak silaturahim.
Silaturahim Tatap Muka Membuat Bahagia
Banyak pelajaran yang kita dapatkan dalam Grup WA ini, tapi ada satu kunci hidup bahagia yang ditawarkan yaitu silaturahim tatap muka. Gadget dan teknologi dapat kita gunakan semaksimalkan mungkin untuk justru mendekatkan diri dengan alam, benda, dan manusia lain menuju terwujudnya silaturahim tatap muka, di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Dan mengikuti apa yang menjadi pedoman dlm Komunitas Komunikasi Jari Tangan, yaitu rendah hati, siap memberi pertolongan, dan berbagi. Kita semua pasti diberikan kelebihan oleh ALLAH SWT. Temukan kelebihan itu dan berbagi dengan teman lain.
Selamat menunaikan ibadah umroh. Berdoalah buat mereka yang telah berbuat baik pada Anda. Berdoa untuk keluarga Anda, orangtua, istri, anak dan saudara. Berdoalah buat komunitas kita. Berdoalah buat Aqua Dwipayana dan mereka yang telah ikut melancarkan ibadah Anda. Hanya dengan berdoa untuk orang lain Anda sudah membuat langkah besar buat menyadarkan bahwa kitapun bisa melakukan sesuatu untuk orang lain.
Penulis adalah wartawan senior dan anggota grup pengajian Khalifah 10 Surabaya.
Baca juga: Dahsyatnya Silaturahim dari Tokyo Dirjen Imigrasi Ronny F. Sompie Memberi Apresiasi
Demikian Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 19 Maret 2018, ” Umroh, Silaturahim Multi Dimensi ” melalui WAG KOMPASS – Nusantara (WhatsApp Group Komunitas Para Sales Super – Nusantara). Semoga bermanfaat.
The Power of SILATURAHIM!
Pingback: Ke Lombok, Belajar pada Rusydi Zakaria Thalib yang Sukses Bisnis Apotek dan Jual Beli Mobil Bekas - KOMPASS.ID