Ubaidi, Wong Brebes yang Sukses di Madinah

Ubaidi, Wong Brebes yang Sukses di Madinah
Ubaidi, Wong Brebes yang Sukses di Madinah

Wejangan Dr. Aqua Dwipayana

Berikut Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 5 Mei 2018, ” Ubaidi, Wong Brebes yang Sukses di Madinah ” melalui WAG KOMPASS – Nusantara (WhatsApp Group Komunitas Para Sales Super – Nusantara).

Dr. Aqua Dwipayana, Kompasser Yogyakarta, Motivator Nasional, Konsultan Komunikasi, Pengamat Militer dan Kepolisian RI, dan Penulis buku Best Seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi”.

Ubaidi, Wong Brebes yang Sukses di Madinah

Penyampaian Aqua Dwipayana Pakar SILATURAHIM Indonesia 5 Mei 2018 melalui WAG KOMPASS Nusantara
Penyampaian Aqua Dwipayana Pakar SILATURAHIM Indonesia 5 Mei 2018 melalui WAG KOMPASS Nusantara

Serial (23) Umroh The Power of Silaturahim
Ubaidi, Wong Brebes yang Sukses di Madinah
Oleh: Slamet Oerip Prihadi

Sabtu pagi, 21 April 2018, sekitar pukul 08.00 waktu Madinah. Saya dan Mas Hadiaman Santoso (wartawan senior, 73 tahun) tiba-tiba diajak Mas Aqua Dwipayana jalan-jalan.

“Teman saya di Madinah mengajak kita jalan-jalan dengan mobilnya,” tutur Mas Aqua, pemrakarsa dan penyandang dana Umroh The Power of Silaturahim (POS) II, 18-26 April 2018. Kapten Infanteri Tatang Taryono, Wakil Ketua POS II juga ikut.

Teman Mas Aqua yang sudah tinggal di Madinah belasan tahun itu bernama Ubaidi Muhammad Asfuri. Usia 52 tahun, lahir di Brebes 5 Oktober 1965.

Teman Mas Aqua asal Brebes ini berperawakan cukup besar, tinggi sekitar 170 cm, kumis dicukur, jenggot terurai pendek, perut agak tambun. Berbusana gamis abu-abu muda.
Nada bicaranya agak keras dan jelas, kontras dengan sinar matanya yang lembut bersahabat.

Semula saya menyangka Mas Aqua sudah kenal lama banget dengan Mas Ubaidi. Gayeng banget mereka bicaranya.
“Mas Aqua udah kenal lama dengan Mas Ubaidi?” tanya saya.
“Kami baru kenal tadi malam ya di Madinah ini,” jawab Mas Aqua.
“Koq bicaranya gayeng banget seperti sudah kenal sangat lama,” kata saya.
“Mungkin kalau hati kami berdua sama-sama ikhlas, bisa langsung seperti saudara,” kilah Mas Aqua seraya tersenyum.

Bener juga ya. Rasa bersaudara bukan bergantung lama atau tidak lamanya kenalan. Tidak bergantung pada ada atau tidak adanya pertalian darah. Tapi pada pertalian batin antarsesama. Karakter dan nilai-nilai hidupnya satu frekuensi. Ah, saya tidak tahu persis definisi rasa bersaudara, rasa sehati. Mohon maaf apabila kami salah menggambarkannya.

Mencicipi Susu Onta

Sambil mengemudikan sedan Suzuki Baleno (tahun 2000-an), Mas Ubaidi terus bicara gayeng dengan Mas Aqua yang duduk di depan. Seperti mobil-mobil di Saudi Arabia lainnya, Suzuki Baleno Mas Ubaidi warna hitam buram itu setir (kemudi)-nya di sebelah kiri. Di bangku belakang duduk Pak Tatang, Mas Hadiaman, dan saya.

Mobil melaju ke arah Utara Kota Madinah menuju Jabbal Magnet (40 kilometer dari Madinah). Di Bukit (Jabbal) Magnet Mas Ubaidi punya sahabat yang punya peternakan unta.

Di situ kami berhenti sebentar. Diajak masuk kandang unta. Sang pemilik kandang unta terlihat sudah kenal akrab dengan Mas Ubaidi yang fasih berbahasa Arab.
“Jangan takut. Ayo kita masuk kandang. Saya sudah kenal dengan unta-unta milik teman saya ini,” kata Mas Ubaidi seraya membuka pintu kandang dan mempersilakan kita masuk kandang.

Benar saja. Unta-unta itu bersahabat. Mereka diam saja ketika kami mengelus-elus leher dan kepalanya menirukan yang dilakukan Mas Ubaidi.

Setelah itu kami mendapat sajian segelas susu segar unta yang baru diperas. Susu unta tidak amis dan sedap rasanya. Menyegarkan tubuh dan otot linu karena lelah cepat pulih.

Pengusaha Katering

“Aku seneng ketemu arek Surabaya,” kata Mas Ubaidi seraya tersenyum lebar. Kemudian beliau membayar harga susu segelas yang barusan saya minum.

“Sekarang ayo kita merasakan keajaiban alam di Jabbal Magnet. Saya tidak tahu persis apakah ini kekuatan magnet alam yang besar atau kekuatan lain. Tapi agar gampang dipahami, saya sebut Jabbal Magnet saja.”

Kami kembali naik sedan Baleno-nya. Mesin dihidupkan, mobil dijalankan. “Nanti mesinnya saya matikan ya. Jalan memang agak menurun. Tapi nanti lihatlah, mobil kita bisa melaju dengan kecepatan 140 KM per jam dalam kondisi mesin mati!” kata Mas Ubaidi.
“Wouww eksotis sekali!” seru Mas Aqua.

Dan …. betul! Baleno melaju makin kencang, dan makin kencang. “Lihat sekarang 40 km per jam. Kita tunggu sebentar ya. Nah sekarang 60 km per jam….. 80 km per jam …. 100 km per jam…. 120 km per jam. Ini kalau tidak saya rem bisa 140 km per jam,” kata Mas Ubaidi.

Luar biasa! Baru kali ini kami merasakan keajaiban alam ini.
“Belum ada biro travel umroh dan haji yang punya program tur ke Jabbal Magnet dan ke kandang unta,” ujar Mas Aqua Dwipayana.
“Karena itu, saya dan Mas Ubaidi sekarang menjajaki kerja sama untuk menyusun program Tour Jabbal Magnet bagi Umroh The Power of Silaturahim III tahun 2019 yang insha ALLAH diikuti 50 orang jemaah,” lanjutnya.

Wong Brebes yang Sukses di Madinah

Mas Ubaidi adalah wong Brebes yang bertekad hijrah ke Madinah. Sebelum Pak Harto lengser (1998). Dia pernah diajak kerja mengurus ternak babi dan buaya di perusahaan milik Mbak Tutut. Perusahaan beromset triliunan. Hasil kulit buaya diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Daging babi ke RR Cina.
“Tapi saya terpaksa menolak, karena saya tidak bisa melaksanakan usaha ternak babi,'” kata Ubaidi.

Lantas saya bertekad hijrah ke Madinah saja. Mencontoh jejak Rasulullah dahulu. Ada keyakinan yang kuat pada dirinya bahwa di Madinah bakal hidup lebih barokah.

Kini, Mas Ubaidi dikenal sebagai salah seorang pengusaha katering di Madinah. Beliau khusus hanya melayani makan pagi (sarapan) 1.000 orang mahasiswa di Madinah. Per porsi 5 Real (Rp 20 ribu). Keuntungan bersih tiap hari sekitar Rp 4 juta. Alhamdulillah.

Mungkin Mas Ubaidi di Saudi Arabia masih termasuk golongan pengusaha menengah ke bawah. Betapa pun Mas Ubaidi masuk dalam golongan orang sukses.
Anak pertamanya, wanita, yang jadi bidan di Jogja akan dipindahkan ke Madinah. Dua anak lainnya, laki-laki, yang duduk di bangku SMA juga akan dipanggil ke Madinah. Hijrah total.
Di Arab Saudi listrik dan air gratis. Sekolah gratis. Gaji bidan jauh lebih tinggi dari di Tanah Air.

Program Umroh POS III 2019

Ternyata pergerakan Laskar Umroh The Power of Silaturahim (POS) II, menghasilkan pusaran energi yang luar biasa. Pengalaman spiritual hebat bagi yang belum pernah melaksanakan ibadah umroh (apalagi haji).

Di sisi lain, fundamen sinergitas yang tak terbayangkan sebelumnya, mulai terbangun.
“NRA (Nur Rima Al-Waali), biro travel yang terpilih oleh Ketua Rombongan Pak Nurcholis MA Basyari, responsnya luar biasa,” tandas Mas Aqua.

Direktur utamanya, Ibu Irmawati Mochtar, setiap tahun memberikan hadiah umroh gratis kepada 500 orang! Sekarang giliran 500 Marbot dari berbagai penjuru tahan air. Beliau respek sekali kepada POS II. “Kemungkinan besar kami bersinergi dengan NRA dalam pemberangkatan 50 orang calon jemaah umroh tahun depan (2019) POS III. Insya ALLAH… Sementara ini telah datang tawaran bantuan dari beberapa teman saya. Belum lagi dukungan total yang telah diberikan oleh Sriwijaya Air, Pak Ventje Suardana, Bank Syariah Mandiri, dan insya ALLAHdatang dukungan dari perusahaan-perusahaan lainnya lagi,” urai Mas Aqua penuh optimisme.

Alhamdulillah gerakan POS II telah meletupkan pusaran energi yang luar biasa. Yang tak terbayangkan sebelumnya. ALLAHU AKBAR…

Penulis adalah wartawan senior anggota Jamaah Umroh POS II, dan salah satu angkatan perintis Jawa Pos, tinggal di Surabaya.

Baca juga: Belajar Peduli dari Sadiyo Sang Pemulung

Demikian Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 5 Mei 2018, ” Ubaidi, Wong Brebes yang Sukses di Madinah ” melalui WAG KOMPASS. Semoga bermanfaat.

The Power of SILATURAHIM ..
SILATURAHIM Marketing ..
SILATURAHIMER Marketing ..

by KOMPASS Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1000 Narasumber KONUS! CALL/WA 08557772226 (Idham Azhari, Co-founder KOMPASS Nusantara)

X
Call Now Button