TIDAK MUDAH JADI IBUKU
PENCERAHAN KOMPASSER – NUSANTARA
Berikut PENCERAHAN Heti Palestina Yunani ” TIDAK MUDAH JADI IBUKU “ melalui WAG KOMPASS – Nusantara (WhatsApp Group Komunitas Para Sales Super – Nusantara).
Heti Palestina Yunani, Kompasser Surabaya, Founder & Owner Little Sun Art and Media Management (L-SAM), Penulis Buku, Kurator Seni, Mantan Redaktur Radar Surabaya & Tabloid Nyata (Jawa Pos Group), Putri Tokoh Pers Nasional Almarhum RM Yunani Prawiranegara (Wartawan Senior & Budayawan Jawa Timur).
TIDAK MUDAH JADI IBUKU
Ibuku tidak jahat, ia ‘dijahati’
Ia mau mati bersama kami bertiga, tapi racunnya tak mempan
Aku yakin, aku, adikku dan kakakku disayang ibu
Tapi ia tak disayang ayah
Tiga tahun ibu tak bertemu pria dari pondok pesantren itu
Katanya ibu bukan perempuan pertama ayah, hanya ke dua hingga ia harus mengalah
Aku hanya heran hari itu ibu membawaku ke kamar mandi
Bukan bermain air tapi ia memaksaku minum pahit sekali
Aku mual, muntah, perutku panas, dadaku sesak
Aku mati bersama adikku dan kakakku
Celakanya, ibu tidak
Tak mudah jadi ibuku
Ibuku tidak jahat, ia ‘dijahati’
Kata ibu, dulu ibu pernah sendirian
Ia tak pernah tinggal dengan ibunya, nenek kami
Di panti asuhan ibu menunggu ia pulang dari seberang, tapi ia tak datang
Aku, adikku dan kakakku kini juga sendiri seperti ibu
Sebab ibu mengantar kami pergi jauh darinya
Untung kami sempat tinggal sebentar dengan ibu
Kami sering digendongnya, selalu dipeluknya
Sayang itu tak akan pernah lagi terjadi
Ibu jahat, tak mau tinggal dengan kami
Sekarang ibu pasti sunyi sepi
Oh, tak mudah jadi ibuku
Ibuku tidak jahat, ia ‘dijahati’
Kalau ibu sekarang seperti penjahat ibu harus kuat
Seperti kuatnya kami bertiga dijahati ibu
Kami akan di sekitar ibu menjaga ibu tidak dijahati
Jangan sampai ibu jahat lagi karena dijahati
Cuma ibu akan hidup serasa dijahati
Dengan rindu pada kami yang tak akan terbayar
Rasa itu ada selama kami tiada
Itulah penjara buat ibu
Bukan bui, tapi penyesalan seumur hidup ibu
Ah, tak mudah jadi ibuku
Ibuku tidak jahat, ia ‘dijahati’
Hanya Tuhan yang menghukum penjahat, bukan kami
*Puisi tentang Evy Suliastin Agustin (26) yang membunuh tiga anaknya -Sayid Mohammad Syaiful Alfaqih (6), Bara Viadinanda Umi Ayu Qurani (4) dan Umi Fauziah (4 bulan)-dalam upaya bunuh diri yang tak berhasil. Istri ke dua Fakihudin yang masih dalam peratawan RSUD Jombang itu kini tersangka.
* Bukan membela Evy, dalam postpartum depression, saya duga kuat Evy mengidap gejala tingkat akhir atau ke tiga setelah postpartum baby blues, lalu depresi postpartum (postpartum depression) sendiri dan terpuncak psikosis postpartum. Tanda-tanda serta gejalanya berlangsung lebih lama dan serius hingga di atas 6 bulan. Gejala psikosis postpartum ini diantanya kebingungan dan disorientasi, pikiran obsesif terhadap bayi, halusinasi dan delusi, gangguan tidur, paranoia, dan mencoba menyakiti diri sendiri atau bayi. Yang terakhir, terbukti pada Evy. Memang psikosis postpartum menyebabkan pikiran atau perilaku membahayakan. Tapi masyarakat tak menyadari ini. Apalagi dibelenggu kemiskinan, gejala ini tak tertangkap oleh paramedis untuk ditangani lebih dini karena ibu miskin tak merasa ia sedang sakit hingga harus meminta pertolongan untuk menjalani perawatan setelah persalinannya (anak terakhir Evy masih 4 bulan). Semoga hanya tentang kemiskinan semata yang melingkari kerumitan hidup Evy.
Baca juga: HAPUS SAJA HARI IBU
Demikian PENCERAHAN Heti Palestina Yunani ” TIDAK MUDAH JADI IBUKU “ melalui WAG KOMPASS – Nusantara (WhatsApp Group Komunitas Para Sales Super – Nusantara). Semoga bermanfaat.