Sekejap Suasana Jadi Mengharu Biru
Wejangan Dr. Aqua Dwipayana
Berikut Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 20 April 2018, ” Sekejap Suasana Jadi Mengharu Biru ” melalui WAG KOMPASS – Nusantara (WhatsApp Group Komunitas Para Sales Super – Nusantara).
Dr. Aqua Dwipayana, Kompasser Yogyakarta, Motivator Nasional, Konsultan Komunikasi, Pengamat Militer dan Kepolisian RI, dan Penulis buku Best Seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi”.
Sekejap Suasana Jadi Mengharu Biru
Serial (16) Umroh The Power of Silaturahim II
Sekejap Suasana Jadi Mengharu Biru
Oleh: Suharyanto Hadi Muhammad
Anugerah umroh dari Pak Aqua Dwipayana ini sungguh tak terduga. Di luar nalar. Tulisan ini mengupas suasana kebatinan penulis menjelang keberangkatan ke Mess Seskoad Jakarta.
Dua hari sebelum keberangkatan ke Mess Seskoad Jakarta, penulis sudah mulai mempersiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan kebutuhan ibadah umroh. Bahkan sehari sebelum keberangkatan penulis sempat mengikuti latihan manasik yang diadakan oleh H. Usman Syahadat yang notabene beliau adalah sahabat lama Pak Aqua Dwipayana. Di sana penulis mendapatkan pembekalan banyak hal yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah umroh, terutama mental spiritual, yaitu menata hati.
Hal itu menjadi sangat penting karena kunci ibadah umroh kita nanti bermanfaat atau tidak. Bahasa religius nya “mabrur atau tidak”.
Sekira jam 07.00 WIB (16/4/2018), penulis sudah siapkan koper besar dan kecil. Saudara-saudara dekat mulai berdatangan memberi ucapan selamat sekaligus mendoakan agar ibadah umroh penulis berjalan lancar dan selamat sampai ke tempat tujuan dan bahkan kembali ke rumah. Tidak lupa, mereka juga mendoakan agar ibadah umrohnya “mabrur”.
Sekira pukul 10.00 WIB mobil pengantar ke Bandara Abdul Rahman Saleh sudah tiba. Dengan diiringi oleh istri dan kedua anak penulis dan dua sanak saudara, penulis berangkat ke Bandara itu.
Tinggalkan Keluarga, Air Mata Menetes
Sebenarnya mulai dari rumah penulis suasana sudah sedemikian mengharukan, akan tetapi penulis tahan agar tidak mempengaruhi suasana kebatinan istri dan anak penulis.
Saat jam menunjukkan pukul 11.45 WIB terdengar pengumuman dari pengeras suara yang menginfokan pesawat Sriwijaya Air SJ 247 tujuan Jakarta segera berangkat. Waktu tinggal 5 menit lagi. Saat itulah suasana menjadi mengharu biru. “Hati-hati ya Yah,” pesan istri penulis sambil salaman serta cium pipi kanan dan kening.
Tanpa terasa air mata penulis mulai menetes.
Bahkan setelah menyalami kedua anak penulis, dan mendengar suara si bungsu yang baru berusia 2,5 tahun berucap, “Hati-hati Yah, Nia nanti malam tidur sama siapa?” kata anak penulis yang nama lengkapnya Karimah Nur Agistania. Maka air mata penulis semakin tidak terbendung. Maklum si kecil biasanya tidak bisa tidur sebelum melihat ayahnya (penulis).
Suasana sungguh mengharukan. Itu kali pertama penulis merasakan suasana kebatinan yang sedemikian dahsyat.
Semoga suasana kebatinan penulis dengan keluarga terutama anak penulis tidak sia-sia. Mudah2n perjalanan ibadah umroh penulis berjalan lancar dan mendapatkan predikat “umroh yang mabrur” seperti harapan penulis, keluarga, dan handai taulan yang turut mendoakan.
Begitu juga penulis berdoa, agar seluruh jamaah the Power of Silaturahim II juga mendapatkan predikat yang sama. Aamiin, aamiin YRA.
Penulis adalah anggota rombongan umroh The Power of Silaturahim II yang tinggal di Malang, Jatim.
Baca juga: Terima Kasih Sriwijaya Air, Seskoad dan Sponsor
The Power of SILATURAHIM ..
SILATURAHIM Marketing ..
Pingback: Aqua, Umroh, dan The Power of Silaturahim - KOMPASS.ID