Sejak Usia Belia sudah Peduli pada Sesama
Wejangan Dr. Aqua Dwipayana
Berikut Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 1 Desember 2017 pukul 19.35, ” Sejak Usia Belia sudah Peduli pada Sesama ” melalui WAG KOMPASS (WhatsApp Group Komunitas Para Sales Sumenep).
Dr. Aqua Dwipayana, menetap di Yogyakarta (Kompasser Yogyakarta), Motivator Nasional, Konsultan Komunikasi, Pengamat Militer dan Kepolisian RI, dan Penulis buku Best Seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi”.
Sejak Usia Belia sudah Peduli pada Sesama
Oleh : Fajar Agastya
Assalamualaikum Wr… Wb… Om Aqua Dwipayana…
Setelah membaca sejumlah kiriman tulisan tentang putra bungsu Om Aqua, Savero Karamiveta Dwipayana yang baru saja genap berusia 18 tahun, membuat keyakinan saya semakin bertambah kuat tentang prospek masa depan bangsa ini. Ero panggilan akrabnya mewakili pemuda seusianya.
Ternyata masih ada anak muda bangsa ini yang memiliki kepedulian tinggi kepada sesama, baik yang dikenalnya maupun yang tidak ia kenal. Di kala anak jaman ini kerap dijuluki generasi “micin” yang hanya memikirkan kesenangan diri sendiri, bahkan tak jarang menggunakan fasilitas orangtuanya untuk berfoya-foya. Semua itu tentunya didapatkan tanpa harus bercucuran keringat.
Ero yang kini memilih jauh dari orangtuanya untuk melanjutkan kuliahnya di Fakultas Ilmu Komunikasi Univ Padjadjaran (Fikom Unpad) di Jatinangor, Sumedang, berusaha tampil beda secara positif. Meski berasal dari keluarga berada namun memiliki empati yang tinggi pada sesama termasuk ke rekan-rekan sebayanya yang kurang mampu.
Semua hal positif pada Ero tsb sudah ada sejak ia usia belia. Hal itu mengingatkan saya pada pesan almarhum Ayah saya bahwa anak akan meniru apa yang orangtuanya lakukan.
“Otak dan hatimu akan merekam apa yang kamu lihat dan rasakan tentangku,” ucapan almarhum Ayah ketika saya masih duduk dibangku SMA yang terus saya ingat hingga sekarang.
Sebagai Orangtua selalu Memberi Keteladanan
Di sinilah pentingnya figur orangtua yang memberi contoh nyata tanpa retorika tentang apa itu arti rasa syukur, kebaikan, dan keikhlasan. Nilai-nilai itu tertanam pada diri Ero karena Om Aqua dan Tante Retno sebagai orangtuanya selalu memberi keteladanan.
Saya yakin saat masih bersama-sama, sebelum kuliah di Jatinangor, Sumedang, baik langsung maupun tidak langsung, Ero ‘merekam’ tutur kata dan perilaku orangtuanya terutama terhadap orang lain. Kepedulian yang tinggi pada sesama yang membutuhkan bantuan menjadi salah satu konsens Ero.
Semua itu membuat Ero tidak ragu-ragu untuk melakukan hal yang sama, bahkan di beberapa sisi berusaha melebihi orangtuanya. Itu positif sekali. Niat baiknya insya ALLAH dikabulkan Yang Maha Kuasa. Amin ya robbal aalamin.
Alhamdulillah setelah tinggal jauh dari orangtuanya, Ero konsisten melaksanakan berbagai kebaikan itu. Bahkan dari waktu ke waktu semakin meningkatkan aktivitas sosialnya, menunjukkan jati diri, dan kemandiriannya.
Semoga Savero Karamiveta Dwipayana tetap istiqomah dalam kegiatan sosialnya. Karena dari bibit kebaikan pasti akan tumbuh buah kebaikan pula. Entah untukmu Ero atau kelak untuk anak cucumu. Amin ya robbal aalamin…
Catatan : Ayahnya Fajar Agastya, almarhum M. Djupri adalah orang yang sangat berjasa pada saya saat masih jadi wartawan di Harian Suara Indonesia (1988 – 1990) di Malang, Jawa Timur. Beliau yang jadi redaktur di koran milik Grup Jawa Pos tsb mengajari saya menulis, sehingga sekarang alhamdulillah telah menghasilkan belasan buku yang beberapa di antaranya best seller dan royaltinya telah digunakan membantu orang banyak. Sedangkan Ibunya Hardini Irawati Soegeng ikut rombongan umrah The Power of Silaturahim yang berangkat ke Tanah Suci pada 8 Januari 2017 lalu.
Penulis adalah reporter Metro TV di Malang, Jawa Timur.
Baca juga: Bahagianya Ero
The Power of SILATURAHIM!
by KOMPASS