Pemimpin harus Berkarakter, tidak Cukup hanya Baik
Wejangan SILATURAHIM Aqua Dwipayana
Berikut Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 5 Februari 2019, ” Pemimpin harus Berkarakter, tidak Cukup hanya Baik ” melalui WAG KOMPASS – Nusantara.
Dr. Aqua Dwipayana, Kompasser Bogor, 10 Inspirator KOMPASS – Nusantara, Motivator Nasional, Konsultan Komunikasi, Pengamat Militer dan Kepolisian RI, dan Penulis buku Best Seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi”.
Pemimpin harus Berkarakter, tidak Cukup hanya Baik
Setiap hari di negara ini kita melihat banyak pemimpin. Mulai dari level bawah, menengah, hingga atas. Mereka di pemerintahan, TNI, Polri, dan swasta.
Dari cara mereka memimpin termasuk komunikasi yg disampaikannya, kita banyak belajar. Juga kelihatan karakter aslinya. Itu tidak bisa dibuat2, tapi fakta. Apalagi jadi pemimpinnya sudah relatif lama maka pasti terlihat secara nyata sifat aslinya.
Pemimpin yg bagus dan dibutuhkan untuk membangun institusi baik di pemerintahan, TNI, Polri, maupun swasta adalah yg memiliki karakter kuat, tidak plin plan. Dia harus punya sikap dan jati diri yg tangguh. Jadi tidak cukup hanya modal baik saja.
Realitanya di negara ini masih banyak ditemukan pemimpin yg populis, cenderung cari aman dan nyaman. Membiarkan kesalahan anak buahnya karena ingin citranya tetap baik dalam pandangan jajarannya.
Padahal kondisi itu jika dibiarkan, cepat atau lambat akan akan merusak suasana dan situasi di internal institusi yg dipimpinnya. Dampak negatifnya akan membuat kinerja di tempat itu jadi menurun.
Kinerja satu institusi – baik atau buruk – merupakan cerminan pemimpinnya. Umumnya yg pimpinannya berkarakter, kinerjanya baik sebab arah dan tujuan di lembaga tersebut sangat jelas. Dengan begitu orang2 di dalamnya bersama2 menuju ke target2 yg telah ditetapkan.
Pemimpin yg berkarakter kuat juga tahu persis menggerakkan jajarannya. Dengan ketegasan sikapnya ditambah berbagai pengalamannya plus kecerdasan baik otak maupun hati, dia dapat mengoptimalkan semua potensi yg ada.
Sebaliknya jika pemimpinnya hanya bermodalkan baik saja tapi tidak berkarakter, tercermin dari hasil kinerjanya. Umumnya rata2 air, tidak terlalu menonjol. Setelah tidak lagi memimpin di institusi itu, orangnya tidak terlalu dikenang. Jikapun ada hanya sebatas sebagai pemimpin yg baik. Hanya itu…
Jadilah Pemimpin Risk Taker bukan Safety Player
Sementara seorang pemimpin saat mendapat amanah untuk memimpin, selain menjadi teladan dengan menunjukkan contoh nyata berbagai nilai yg positif, untuk kemajuan institusinya harus berani bertindak dan menerima semua konsekuensinya.
Janganlah menjadi pemimpin yg hanya cari aman dan selamat atau safety player, tapi jadilah atasan yg berani mengambil risiko dan bertanggung jawab atau risk taker dari semua keputusannya. Dengan begitu seluruh jajarannya selama bekerja selalu tenang, nyaman, dan selalu berusaha mengoptimalkan kemampuan dirinya sehingga mencapai hasil kinerja yg terbaik.
Ingat, untuk apa jadi pemimpin tapi tidak berprestasi apalagi ngga membawa perubahan yg positif pada organisasi yg dipimpinnya. Berusahalah memimpin dengan hati dan optimal sehingga kepemimpinannya dikenang sepanjang masa meski sudah tidak lagi jadi orang pertama di institusi tersebut.
Semoga ke depan semakin banyak pemimpin berkarakter di negara ini sehingga semua yg kita cita2kan bersama terwujud. Aamiin ya robbal aalamiin…
>>>Dari Bogor saya ucapkan Happy Chinese New Year dan Gong Xi Fa Cai kepada saudara2 saya yg merayakannya. Salam hormat buat keluarga ya. 14.15 05022019?<<<
Baca juga: Ketemu di Batam Pesan Setiawan Djodi Jangan Golput
The Power of SILATURAHIM ..
SILATURAHIMER Marketing …
#AquaDwipayana
#KOMPASSNusantara
#10InspiratorKOMPASSNusantara
#10InspiratorKONUS