Fenomena Aqua Dwipayana
Wejangan Dr. Aqua Dwipayana
Berikut Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 22 Oktober 2017 pukul 16.22, ” Fenomena Aqua Dwipayana ” melalui WAG KOMPASS (WhatsApp Group Komunitas Para Sales Sumenep).
Dr. Aqua Dwipayana, menetap di Yogyakarta (Kompasser Yogyakarta), Motivator Nasional, Konsultan Komunikasi, Pengamat Militer dan Kepolisian RI, dan Penulis buku Best Seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi”.
Fenomena Aqua Dwipayana
Oleh : Irham Thoriq*
Aqua Dwipayana adalah fenomena. Di tengah hubungan transaksional dan pragmatis yang menghinggapi bangsa ini, Aqua datang dengan membawa konsep silaturahim. Sebenarnya konsep sederhana, tapi jika diterapkan secara konsisten, konsep ini akan membuat lompatan luar biasa bagi kehidupan banyak orang.
Yang membuat Aqua berbeda dengan kebanyakan orang, silaturahim yang dibangun oleh Aqua adalah silaturahim yang tulus dan ikhlas. Tidak ada embel-embel apapun. Sederhananya, ketika kita menyapa seseorang di media sosial atau silaturahim ke rumah orang, maka bersilaturahimlah dengan tulus. Jangan mengharapkan balasan, atau materi dari proses itu.
Ini jugalah yang penulis rasakan saat berkenalan dengan Aqua melalui whatsapp beberapa bulan lalu. Mula-mula, saya hanya bertanya cara membeli buku-bukunya yang best seller. Lalu, Aqua dengan rutin mengirimi saya cerita-cerita inspiratif perihal silaturahim. Padahal, saya dan Aqua sama sekali belum pernah ketemu. Hanya percakapan dunia maya yang sudah kami lakukan.
Penasaran dengan Judul Bukunya yang Provokatif
Jauh sebelum saya mengontaknya, saya sudah penasaran dengan Aqua. Mula-mula, dari judul bukunya yang sangat provokatif: Berhenti Kerja Semakin Kaya. Saya putar-putar Kota Malang mencari buku itu, tapi sama sekali tidak menemukan.
Lalu, saya terkagum-kagum ketika dia mengumrahkan 35 orang dari royalti penjualan bukunya yang super best seller berjudul The Power Silaturahim : Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi pada 8 Januari 2017 lalu. Umrah gratis ini menghabiskan kira-kira Rp 1 miliar. Disinilah keistimewaan Aqua, dia tidak menumpuk kekayaan pribadi, tapi yang dipupuk adalah kemanfaatan bagi sesama.
Dia juga membolak-balikan tanggapan orang umum yang menyebut kalau sulit bagi penulis untuk bisa kaya. Tapi, dengan fenomena itu, Aqua menegaskan kalau penulis juga bisa kaya dari jualan buku. Meskipun, Aqua sudah berkecukupan dari aktivitasnya menjadi ahli komunikasi berkelas nasional. Yang konon, tarifnya satu jam mencapai Rp 30 juta nett. Minimal harus 2 jam atau bayar Rp 60 juta nett di muka – selambat-lambatnya H-2 – setiap akan mengundang Aqua sebagai pembicara.
Atas semua yang Aqua lakukan, dia merupakan bagian dari fenomena di bangsa ini. Kita patut menjadikannya sebagai sumber teladan dan inspirasinya.
*Wartawan, tinggal di Malang.
Baca juga: Ratusan Ucapan Duka Cita dari Berbagai Negara Atas Meninggalnya Susianawati Harlim Suardana
The Power of SILATURAHIM!
by KOMPASS