Asking Questions dalam Effective Communication

Asking Questions dalam Effective Communication
Asking Questions dalam Effective Communication

Program Obsesi KOMPASS – Nusantara

Berikut ini Sesi PENCERAHAN dan SHARING Acara Program Obsesi KOMPASS Nusantara 12 April 2018 ” Asking Questions dalam Effective Communication bersama Ibu Farina Pane, MBA (Kompasser Jakarta, Direktur PT. Parvis Indonesia & Pakar SDM Dunia).

Asking Questions dalam Effective Communication

Penyampaian Farina Pane Narasumber Program OBSESI melalui WAG KOMPASS
Penyampaian Farina Pane Narasumber Program OBSESI melalui WAG KOMPASS

Narasumber dan Moderator Program OBSESI KOMPASS-Nusantara

Narasumber: Ibu Farina Pane, MBA (Kompasser Jakarta)

Moderator #1: Bapak Muhammad Idham Azhari (Co-founder KOMPASS-Nusantara)

Moderator #2: Bapak Yudi Ananta (Founder KOMPASS-Nusantara)

Pencerahan Ibu Farina Pane Kompasser Jakarta dengan Topik Asking Questions dalam Effective Communication

Selamat malam teman teman semua.. apa kabar? Selalu semangat ya dalam melakukan yg terbaik utk keluarga, sahabat, lingkungan.. dan seluruh umat tentunya

Malam ini saya ingin sharing mengenai “asking questions”

Pengalaman saya sbg dosen, bawahan di EY dulu, atasan buat tim saya, konsultan utk klien saya .. dan tentunya sbg ibu, istri, kakak, adik dsb.. ternyata “bertanya” penting agar komunikasi efektif dan hubungan jangka panjang terjaga dg baik

Saya bertanya kepada sahabat di KOMPASS.. apa pertanyaan yg paling sering anda tanyakan?

Bertanya untuk apa?

#mendapat informasi ▶ambil keputusan
#memahami ▶ambil keputusan
#mengkonfirmasi ▶ambil keputusan
#membangun hubungan▶pak Nicho ke anak
#mendinginkan suasana yg memanas

Jadi bertanya itu ada tujuan akhirnya. Kalau salah tanya, jawaban tdk efektid, hasil tdk didapat. Bahkan hubungan bisa jadi rusak krn dianggap menuduh bukan bertanya

Jadi bertanya itu ada tujuan akhirnya. Kalau salah tanya, jawaban tdk efektid, hasil tdk didapat. Bahkan hubungan bisa jadi rusak krn dianggap menuduh bukan bertanya

Bertanya itu juga penting krn sbg manusia kita cenderung “fill in the blank” pake asumsi, pola pikir sendiri

Padahal asumsi dan pola pikir kita dipengaruhi oleh cara kita dibesarkan, latar belakang keluarga/pendidikan/pengalaman

Kompasser Nurul Arifah:

Apa kabar?

Narasumber Farina Pane:

Agak kurang baik nih kabar saya…
Kalau dpt jawaban begitu mba Nurul bgmn meresponnya

Kompasser Nurul Arifah:

Ada apa gerangan? (tanya lagi)

Narasumber Farina Pane:

Good response mba Nurul ???

Karena kadang kita ga siap mendapat jawaban yg tdk kita duga.. biasanya “kabar baik” gitu kan mba Nurul

Kompasser Nurul Arifah:

Kalau kita tanya lagi, berarti kita peduli

Narasumber Farina Pane:

Yup betul.. dan pertanyaan lanjutan itu disebut “funelling”.. dalam job interview metode ini sering digunakan dan harus efektif

Oleh karenanya kalau kita tdk memiliki informasi lengkap, bertanyalah jangan berasumsi
Kalau pun mau berasumsi, coba bertanya utk memastikan bahwa asumsi kita memadai

Pertanyaan yg tepat bisa memberikan kita apa yg kita mau

Pertanyaan yg tepat itu yg bagaimana?

– powerful
– produktif
– kreatif

Teman teman pasti pernah mendengar 5W1H ya

What
Why
Who
When
Where
How

Yg paling efektif adalah pertanyaan what dan how
Hati hati dengan why .. karena bisa menimbulkan reaksi defensif dari orang yg kita tanya

5W1H ini disebut open question, karena jawabannya tidak bisa hanya dengan yes or no

Kalau pertanyaan yg bisa dijawab dengan Y/N saja atau jawabam singkat2.. disebut closed question

Pertanyaan #1 dari Kompasser Aqua Dwipayana

Bu FARINA, saat akan jadi wartawan n ketika jadi wartawan, saya sering sekali mendengarkan 5W 1H. Itu adalah ‘senjata ampuh’ utk meliput n menulis berita.? Terima kasih karena malam ini Ibu sudah mengingatkan kembali ttg itu.??????

Jawaban #1 (Narasumber Farina Pane):

Halo pak Aqua.. saya seringkali hanya mengikuti alias membaca cerita cerita Bapak di wag ini.. salam kenal ya pak

Betul pak motivator.. 5W1H senjata ampuh buat wartawan.. guru dan dosen.. konsultan juga

Sharing Ibu Farina Pane Kompasser Jakarta dengan Topik Asking Questions dalam Effective Communication

Yg mana yg efektif: open atau closed question?

Tergantung situasinya ya bu? (kata Kompasser Nicholas Sumur)

Open dan closed punya kekuatan dan kelemahan masing2.. jadi harus bijak menggunakannya

Kalau selalu pake closed kesannya seperti diinterogasi
Sedangkan open question bisa memberi jawaban kemana mana.. garbage in garbage out.. jadi harus hati hati juga

Pertanyaan #2 dari Kompasser Hendra Cahaya

Saya Mao nanya Bu,,kadang saat saya bertanya pada seseorang jawabannya sangat singkat padahal saya butuh jawaban panjang, faktor apa ya??

Jawaban #2 (Narasumber Farina Pane):

Bisa karena:
1. Tidak tertarik pd hal yg ditanyakan
2. Sedang tdk ingin bicara
3. Tdk tau jawabannya
4. Personalitynya: introversion

Ada yg mau nambahin jawaban utk pak Hendra?

5. Tdk mau membuka semua informasi/ada yg ditutupi (kalau no.4 krn orgnya tertutup dan blm nyaman dg situasi atau pertanyaan tab)

Sharing berikutnya dari Ibu Farina Pane Kompasser Jakarta dengan Topik Asking Questions dalam Effective Communication

Kalau buat teman2 sales.. bentuk pertanyaan apa yg paling sering hrs digunakan?

Pertanyaan open bu (kata Kompasser Nicholas Sunur)

Contohnya bertanya tentang apa pak Nicho?

Kata Kompasser Nicholas Sunur:

Apa.kabar pak?
Apa barang yang kmrn sudah habis pak?
Skrg Mau ambil 10 dus apa 20 dus?

Pertanyaan tertutup semua itu pak

Bagaimana mengubah pertanyaan tertutup pak Nicho dengan pertanyaan terbuka utk menaikkan omset?

Bagaimana pengalaman BpkIbu terhadap produk kami ? (Kata Kompasser Muhammad Idham Azhari)

Jawabannya bisa singkat juga ya: bagus produknya. Atau “memuaskan”

“Skrg mau ambil 10 dus apa 20 dus?”
Bisa diubah menjadi pertanyaan yg “persuasif” agar sales meningkat lho…

Kata Kompasser Arso:

Mgkn spt ini :
Bgmn kondisi barang yg telah kita kirim minggu yg lalu?
Bgmn kl kita kirim minggu ini sbg stock buat bpk?

Spt ini bu Farina?

Seperti ini Bu Farina, kalau Bpk Ibu beli 10 dus dpt bonus 1 dus (kata Kompasser Muhammad Idham Azhari)

Pertanyaan #3 dari Kompasser Hendra Cahaya

Perlu tidak pertanyaan pembuka ketika kita butuh sesuatu terhadap seseorang?Karena karakter seseorang kan tidak sama Bu.

Jawaban #3 (Narasumber Farina Pane):

Pertanyaan luar biasa.. pertanyaan kita akan jadi lebih efektif jika tau karakter org tsb

Kalau kita coba menebak karakternya, kita bisa memilih telnik bertanya yg lebih sesuai dg karakter org tersebut

Sharing selanjutnya dari Ibu Farina Pane Kompasser Jakarta dengan Topik Asking Questions dalam Effective Communication

“Apakah bapak ingin menghemat ongkir?”
“Jika kami memberi bonus gratis 1 box utk pembelian 20 box, dan hemat ongkir.. bagaimana pendapat bapak?”

Kata Kompasser Muhammad Idham Azhari:

Atau begini Bu Farina, dgn membeli 20 dus Bpk Ibu berkesempatan mendapatkan poin jalan2 ke luar negeri ??

Saya pikir dus itu besar… nah ini contoh asumsi.. seharusnya saya tanya dulu “barangnya apa sih..”

Sharing berlanjut dari Ibu Farina Pane Kompasser Jakarta dengan Topik Asking Questions dalam Effective Communication

Kita lanjutkan ya
Ketika kita bertanya, pertanyaannya sudah tepat, maka kita harus bersiap mendengarkan jawabannya
Dengan kata lain, keahlian bertanya ini harus satu paket dengan keahlian mendengar

Pemirsa malam ini ada yg peofesinya konsultan kah? Coach? Counselor? Keahlian bertanya ini juga salah satu skills bagi pemimpin

Karena effective leaders bukan hanya directing tapi juga coaching, supporting

Karena konsultan harus banyak bertanya apalagi coach.. coach ga boleh memberi solusi.. solusi hrs datang dari coachee krn tujuan coaching adalah utk meningkatkan sadar diri dan tanggung jawab.. boleh memberi feedback tapi yg efektif

Pertanyaan #4 dari Kompasser Nicholas Sunur

Berdasarkan Pengalaman ibu sebaiknya proses test psikotest terlebih dahulu atau wawancara terlebih dahulu?

2. Ada penawaran aplikasi untuk membaca karakter calon karyawan.. dimana di aplikasi tersebut ada pertanyaan2 yang nanti dari jawaban2 calon karyawan tersebut, terbaca karakternya..

Pertanyannya adalah, apakah metode bertanya melalui paper test tersebut bener2 efektif?

Terima kasih

Jawaban #4 (Narasumber Farina Pane):

Saya jawab sekarang aja ya man teman. Berdasarkan pengalaman saya
1. Psikotest dilanjutkan dengan proses interview utk cross check hasil tes tulis.
2. Begitu juga pertanyaan tertulis utk “membaca” karakter sebaiknya dilanjutkan dengan interview.. utk memgkonfirmasi

Pertanyaan lisannya biasanya berbentuk experiential based.. atau hypothetical/situation based.
Hal ini juga penting utk memgkonfirmasi pemahaman interviewee thd pertanyaan tertulis tsb

Jadi kesimpulannya:

1. Pertanyaan yg efektif bisa memberi apa yg kita harapkan
2. Gunakan open dan closed question sesuai kondisinya
3. Jangan lupa mendengar scr efektif respon dari pertanyaan kita

Utk sesi malam ini saya mau pamit dulu.. ditunggu suami makan malam ????

Terima kasih atas atensi dan kontribusi sahabat semua..
Semoga bermanfaat

Thank you semuaaaaaa
Have a wonderful evening

Baca juga: Status Ego Dalam Berkomunikasi

#YudiAnanta
#AgungDharmono
#MuhammadIdhamAzhari
#FarinaPane

#KOMPASSNusantara
#ProgramOBSESI
#ThePowerOfSILATURAHIM
#SilaturahimerMARKETING
#HariSALESDunia
#HariSALESSedunia
#WorldSalesDay

by KOMPASS – Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1000 Narasumber KONUS! CALL/WA 08557772226 (Idham Azhari, Co-founder KOMPASS Nusantara)

X
Call Now Button