Ara, Gambaran Tangguhnya Generasi Muda Indonesia di Negeri  Ginseng

Ara, Gambaran Tangguhnya Generasi Muda Indonesia di Negeri  Ginseng
Ara, Gambaran Tangguhnya Generasi Muda Indonesia di Negeri  Ginseng

Wejangan Dr. Aqua Dwipayana

Berikut Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 1 November 2017 pukul 13.30, ” Ara, Gambaran Tangguhnya Generasi Muda Indonesia di Negeri Ginseng ” melalui WAG KOMPASS (WhatsApp Group Komunitas Para Sales Sumenep).

Dr. Aqua Dwipayana, menetap di Yogyakarta (Kompasser Yogyakarta), Motivator Nasional, Konsultan Komunikasi, Pengamat Militer dan Kepolisian RI, dan Penulis buku Best Seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi”.

Ara, Gambaran Tangguhnya Generasi Muda Indonesia di Negeri Ginseng

Pengantar : sekitar 2 minggu lalu saat ke Korea Selatan (Korsel) bersama rombongan S3 Fikom Unpad, saya mengenalkan putri sulung saya, Alira Vania Putri Dwipayana yg akrab dipanggil Ara ke semua rombongan. Ara sudah tiga tahun tinggal di sana dan kuliah di Korea University, salah satu perguruan tinggi terkemuka di Korsel. Kecerdasan dan kemampuan Ara dalam berkomunikasi termasuk menggunakan bahasa Korea menarik perhatian salah seorang anggota rombongan Alfarabi. Berikut catatannya tentang Ara yg disampaikan dgn gaya bertutur.

Sudah menjadi kebiasaan saya untuk mengamati orang-orang yang saya temui sehari-hari. Selain melatih sensitivitas pengamatan sebagai etnografer, saya sebenarnya menyerap berbagai ilmu dari orang-orang di sekeliling saya. Biasanya pengalaman yang disadari tersebut saya kaji lagi lebih dalam untuk mendapatkan nilai-nilai kehidupan.

Kali ini pengamatan saya tertuju pada Ara, seorang gadis muda (usianya kira-kira 21 tahun) yang saya temui di Korsel. Kebetulan orangtua Ara, Aqua Dwipayana termasuk dalam rombongan perjalanan saya. Gadis ikal ini memiliki karakter positif sebagai anak muda Indonesia di negeri orang. Walaupun  saya tidak banyak mengobrol dengan Ara, tapi dari apa yang saya amati, ada sebuah pola berulang yang ditunjukan oleh Ara. Pola yang membentuk karakter.

Pertama, hormat

Anak ini tahu bagaimana menghormati orang yang lebih tua. Tidak hanya kepada Bapaknya, kepada teman-teman Aqua pun ia hormat. Ia cepat mengulurkan tangan dan bergerak mendekat.   Saya juga mengamati bagaimana Ara menjawab pertanyaan tentang Korsel dari peserta rombongan tanpa terlihat menggurui.

Kedua, percaya diri

Tidak tertangkap perasaan canggung dan minder di wajah Ara ketika berhadapan dengan peserta rombongan yang rata-rata mahasiswa doktoral. Ia bisa dengan santai tanpa kehilangan rasa hormatnya ketika berbicara dengan peserta rombongan. Hal yang sama juga saya tangkap saat ia berbicara dengan Bapaknya. Mereka seperti berdiskusi saja.

Ketiga, mandiri

Saya baru tahu kalau Bapaknya baru kali ini mengunjungi Ara ke Korsel selama kuliah. Kepercayaan penuh dari orangtuanya ini tentu berasal dari perilaku yang mampu menunjukan bahwa ia bisa mengurus dirinya di negeri orang. Hal kecil yang saya tangkap adalah ketika Ara mengunjungi Bapaknya yang sedang dijamu di sebuah restoran pada malam hari, setelah mengantar Bapaknya ke bus, ia pulang sendirian.  Berani. Kesan mandiri juga saya tangkap dari bagaimana Ara menjelaskan berbagai hal pada Bapaknya. Dari  tempat tinggal, sewanya, sampai transportasi yang ia gunakan. Belakangan saya juga mengetahui kalau aktivitas Ara di luar kuliah  sudah bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Ia tidak mau lagi dibiayai oleh orangtuanya.

Keempat, baik

Pada pertemuan pertama Ara menjelaskan berbagai hal tentang Korsel, termasuk minuman yang sedang diminati, Susu Pisang. Kami semua tertarik mencoba, tapi sayang sekali tempat kami mengobrol tidak menyediakan minuman tersebut. Ara hilang sebentar, lalu tak berapa lama datang kembali membawa seplastik Susu Pisang. Saya begitu terkesan dengan caranya menyenangkan banyak orang. Anak muda yang mentraktir teman-teman Bapaknya. Lucu tapi luar biasa. Bahkan belakangan saya mendengar sebenarnya ia berniat menjamu semua peserta rombongan yang berjumlah 30 orang. Hanya saja waktunya tidak tepat karena ada berbagai undangan jamuan di akhir perjalanan. Sungguh niatnya mulia sekali untuk membahagiakan banyak orang.

Dari sekian karakter yang saya amati, ada satu yang belum saya lihat. Saya belum melihat  bagaimana Ara ketika berkomunikasi dengan bangsa lain (saya hanya sekali melihatnya berbicara dengan Orang Korea, ketika di restoran, dan itu belum cukup bagi saya untuk melihat polanya). Saya sebenarnya ingin mengetahui bagaimana ia memposisikan diri ketika berkomunikasi dengan bangsa lain.

Karakter Baik Hasil Didikan yang Baik

Sebuah karakter yang menarik dari seorang gadis muda. Di saat banyak anak muda yang lain  masih mencari jati diri dan mengandalkan pengaruh orangtuanya, Ara menjadi profil yang unik.  Ia menjadi gambaran tangguhnya generasi muda.

Saya meyakini karakter Ara tidak lepas dari didikan orangtua dan lingkungan yang baik. Sebuah hasil yang didapat dari ketulusan dan teladan dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah hasil yang sudah bisa dituai berkat didikan yang ditanamkan dari awal. Selamat Pak Aqua Dwipayana, saya telah melihat diri Anda dalam sosok yang berbeda.

>>>Sesaat setelah mendarat di Bandara El Tari Kupang & menjelang silaturahim ke banyak teman, saya ucapkan selamat mengamati sisi2 kehidupan yg berbeda. Salam hormat buat keluarga ya. 13.30 01112017?<<<

Baca juga: Makin Tenang Ketemu Sunarko, Langsung Bahas Acrophobia hingga Selasa Dinihari

The Power of SILATURAHIM!

by KOMPASS

One thought on “Ara, Gambaran Tangguhnya Generasi Muda Indonesia di Negeri  Ginseng

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1000 Narasumber KONUS! CALL/WA 08557772226 (Idham Azhari, Co-founder KOMPASS Nusantara)

X
Call Now Button