Aqua & Fastabiqul Khoirot

Wejangan Dr. Aqua Dwipayana
Berikut Wejangan Dr. Aqua Dwipayana 23 Maret 2018 pukul 11.32, ” Aqua & Fastabiqul Khoirot ” melalui WAG KOMPASS – Nusantara (WhatsApp Group Komunitas Para Sales Super – Nusantara).
Dr. Aqua Dwipayana, Kompasser Yogyakarta, Motivator Nasional, Konsultan Komunikasi, Pengamat Militer dan Kepolisian RI, dan Penulis buku Best Seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi”.
Aqua & Fastabiqul Khoirot
Oleh Mohammad Khakim
Mengamati kiprah Aqua Dwipayana selama ini, saya ingat tema kutbah tentang fastabiqul khoirot (QS Al- Baqarah: 148) , yakni berlomba2 dalam kebaikan.
Kegiatan amal Aqua yg disyiarkan lewat tulisan2nya, merangsang orang lain untuk berpartisipasi di dalamnya. Atau, dari aksi sosial Aqua, lahir kebaikan2 baru lainnya, yg dilakukan oleh orang2 yg terinspirasi.
Saya amati memang begitu adanya. Satu aksi positif menumbuhkan beberapa reaksi positif. Dari ‘one charity’ seorang Aqua, tumbuh ‘multi level charity’ dr beberapa orang di komunitas Aqua. Terjadi fastabiqul khoirot, berlomba-lomba melakukan kebaikan. Rupanya itulah yg membuat Aqua bahagia. Itulah doa dan harapan dia.
Coba kalau Aqua tidak menyiarkan kegiatan amalnya, satu ‘pohon’ kebaikannya belum tentu membuahkan kebaikan-kebaikan lainnya. Mana bisa, karena orang lain tak tahu. Tidak ada stimulus, mana ada repons.
Alquran memang memberi nasihat tentang sedekah. “Jika kalian menampakkan sedekah maka hal itu baik sekali. Dan jika kalian menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir maka hal itu lebih baik bagi kalian…” (QS: Al-Baqarah [2]: 271)
Namun, jika dinilai ada manfaat dalam menampakkan amalan guna memberi contoh atau memotivasi orang lain, maka hal ini dibolehkan. Karena itu termasuk dakwah. Amar ma’ruf. Dengan syarat pelakunya sendiri terhindar dari riya’.
Rasulullah Muhammad SAW bersabda yg artinya, “Sesungguhnya amal itu sangat tergantung pada niatnya.”
Apakah ada riya’ dr siaran kegiatan amal Aqua? Wallahu’alam. Hanya TUHAN yg tahu.
Aqua sendiri sepakat bahwa yg paling tahu tentang niat baiknya hanya TUHAN. Apa yg dia lakukan menjadi pertanggungjawaban dirinya kepada ALLAH SWT.
Semoga, kita terbebas dr riya’. Amin yra.
Penulis adalah Redaktur Pelaksana harian Duta Masyarakat, korannya warga Nahdlatul Ulama dan mantan wartawan harian Jawa Pos.
Baca juga: Banyak Tamu, Rejeki dan Kehormatan Buat Keluarga
The Power of SILATURAHIM!
Pingback: Menjamu Tamu dari Malang, Minta Maaf kepada Dua Jenderal yang Mantan Pangdam - KOMPASS.ID